Krisis Tanda Tanya


Dimulai dari keluhan teman SMA tentang betapa bobroknya sistem pendidikan di Indonesia, memancing saya untuk menulis akan hal ini. Sebenarnya apa sih yang menjadi permasalah utama dalam pendidikan di Indonesia?

Sebenarnya pertanyaan serupa sudah sempat ditanyakan oleh 2 orang youtuber, jovial dan andovi da lopez di channel youtubenya skinnyindonesian24 dengan bintang tamu kala itu Isman Usman. Mereka mendiskusikan banyak faktor-faktor yang harus diperbaiki di Indonesia: Kenaikan gaji tenaga pengajar, peningkatan kualitas pengajar, membuat visi edukasi, lebih personal, dan fokus pada pemikiran kritis. Saya setuju akan poin-poin yang disampaikan, tapi saya rasa ada poin yang kurang dan belum disampaikan pada diskusi itu. Rasa ingin tahu.

Kita semua punya rasa ingin tahu yang besar sedari kecil. Ketika kita masih bayi, kita memasukkan benda-benda yang terasa asing ke dalam mulut kita karena kita ingin tahu (mungkin) rasanya. Waktu kecil, kita mencoba segala jenis permainan untuk menghibur kita. Banyak hal yang kita lakukan saat kecil didasari oleh rasa ingin tahu yang besar. Tetapi, ketika kita besar rasa ingin tahu itu seakan-akan hilang begitu saja. Kita hanya duduk diam di kelas mendengarkan guru yang sedang berbicara. Tanpa diberi kesempatan untuk penasaran terhadap hal-hal di sekeliling kita.

Padahal rasa ingin tahu sangat esensial dalam belajar. Kalau saya minta para penggemar bola untuk menyebutkan siapa pemenang piala dunia 2018 pasti semua dari mereka bisa menjawabnya. Bahkan, untuk saya yang bukan penggemar bola saja tahu siapa pemenangnya. Kalau saya minta mereka untuk menyebutkan nilai fantastis gaji yang diterima Ronaldo nanti saat berada di Juventus, saya yakin kebanyakan dari mereka bisa menjawabnya. Padahal, tentu hal itu tidak diajarkan dalam sekolah. Kita tahu karena kita penasaran dan mencari jawabannya sendiri. itulah esensi belajar yang sebenarnya. Belajar atas kemauan sendiri bukan atas paksaan atau tekanan dari luar.

Walaupun sebenarnya hal tentang 'rasa penasaran' ini sudah coba diterapkan oleh menteri pendidikan sebelumnya Bapak Anies Baswedan, tapi saya rasa masih banyak yang harus dibenahi. Beliau menerapkan sistem dimana anak didik dipaksa untuk bertanya dalam kelas. Saya menggunakan kata dipaksa karena memang demikian yang saya rasakan ketika berada di dalam kelas. Guru belum memberikan materi, peserta didik diminta untuk membuat presentasi. Hal yang konyol menurut saya.

Guru tidak mengajar seluruh materi, agar para murid punya 'kesempatan' untuk bertanya. Menurut saya, hal yang sebaliknya harusnya dilakukan. Para guru mengajar dengan 'merangsang' rasa penasaran siswa sehingga siswa terdorong untuk bertanya. Seperti yang Pandji Pragiwaksono pernah bilang dalam salah satu bit stand up comedynya. Dengan begitu pendidikan di Indonesia bisa maju dan lebih baik lagi untuk kedepannya.


Comments

Popular Posts